Story


Sepucuk Surat dari Ibu dan Ayah”
Anakku, ketika aku semakin tua, aku berharap kamu memahami dan memiliki kesabaran untukku
Suatu ketika aku memecahkan piring, aku menumpahkan sup diatas meja, karena penglihatanku berkurang, Aku harap kamu tidak memarahiku. ORANG TUA ITU SENSITIF
Ketika pendengaranku semakin memburuk dan aku tidak mendengar apa yang kamu katakan, Aku harap kamu tidak memanggilku “TULI!!”
Mohon ulangi apa yang kamu katakan atau melukiskannya. Maaf anakku . Aku semakin tua.
Tolong jangan mengejek ku atau bosan mendengarkan Aku.
Apakan kamu ingat ketika kamu masih kecil dan kamu ingin sebuah balon ? kamu mengulangi apa yang kamu mau berulang-ulang sampai kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan.
...Maaf juga bau ku, Tercium seperti orang yang sudah tua.
Aku mohon jangan memaksa ku untuk mandi. Orang tua mudah sakit karena mereka rentan terhadap dingin. Aku harap aku tidak kotor bagimu.
Apakah kamu ingat, ketika kamu masih kecil?? Aku selalu mengejar-ngejar kamu, karena kamu tidak ingin mandi. Aku harap kamu bisa bersabar dengaku, ketika aku selalu rewel. Ini semua bagian dari menjadi tua. Kamu akan mengerti ketika kamu tua.
...Jika kamu memiliki waktu luang aku harap kita bisa berbicara, bahkan untuk beberapa menit.
Aku selalu sendiri sepanjang waktu bahkan tidak memiliki seseorangpun untuk diajak bicara.
Aku tau kamu sibuk dengan pekerjaanmu. Bahkan jika kamu tidak tertarik dengan cerita ku, Aku mohon berikan waktu untuk bersamamu.
Apakah kamu ingat, ketika kamu masih kecil?? Aku selalu mendengarkan apapun yang kamu ceritakan tentang mainanmu.
Ketika saatnya tiba ... Aku hanya bisa terbaring sakit dan sakit
Jika aku sengaja mengompol atau membuat berantakan. MAAF
Aku harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku, selama beberapa saat terakhir dalam hidupku. Aku mungkin tidak akan bertahan lebih lama.
...Ketika waktu kematianku datang ... Aku harap kamu memegang tanganku dan memberikan ku kekuatan untuk menghadapi kematian. Dan jangan khawatir...
Ketika aku bertemu Sang Pencipta , Aku akan berbisik kepadaNya untuk selalu memberikan berkah kepadamu, karena kamu mencintai Ibu dan Ayah mu ini...
TERIMAKASIH ATAS SEGALA PERHATIANMU NAK ....
KAMI MENCINTAI MU .......
Dengan kasih sayang yang berlimpah
IBU DAN AYAH










CINTA YANG LAIN - NINA KRISNAMURTI

Cinta dan kehilangan, ia begitu dekat ternyata. Aku sudah menyangka, hanya saja mungkin tidak mempersiapkannya.... Aku hanya mempersiapkan hati untuk jatuh cinta kepadamu, tanpa mempersiapkannya untuk mengucapkan selamat tinggal. Apa khabarmu di sana? Malam-malam terasa panjang di sini, tanpamu. Meski aku tak akan pernah bosan menunggumu setiap hari di depan pintu rumah kita, kau tak akan pernah lagi datang. Meski aromamu masih kuat menguar dalam setiap sudut rumah kita, aku tak akan pernah lagi menemukanmu.... Yang kutemukan hanya rindu yang semakin mendalam setiap harinya. Aku tahu aku harus bertahan di sini, bersama wujud cinta kita - yang masih hangat dalam rahimku. "Hidup harus terus berjalan," bisikmu kala itu.... Aku tahu, tapi hati, ah, mampukah aku membukanya untuk yang lain, selain untukmu?

Ami adalah seorang wanita muda berusia 31 tahun. Dia merupakan wanita yang lembut, pekerja keras, namun sangat rapuh. Dalam usia pernikahannya yang memasuki 2 tahun, ujian pun datang kepadanya. Sang suami meninggal karena kecelakaan. Dalam rasa kehilangannya yang sangat mendalam, dia pun mengetahui kalau dia sedang hamil muda. Antara rasa syukur, bahagia, tidak percaya, namun juga kesedihan karena sang suami tidak lagi berada di sisinya, Ami pun menjalani hari-harinya seperti biasa, berjualan online bersama sahabat sekaligus tetangga dekatnya, Elena. Dalam hari-harinya inilah, dia bertemu kembali dengan senior yang pernah disukainya dahulu ketika kuliah. Lalu apakah cinta akan bersemi kembali, padahal dia tahu kalau pria ini telah beristri dan mempunyai seorang anak perempuan, bahkan dia sendiri pun sedang mengandung? Apakah ada laki-laki yang mau menerima dirinya yang sedang berbadan dua? Namun pertanyaan terpenting adalah sanggupkah dia membuka hatinya kembali, untuk cinta yang lain, untuk merasakan kepedihan kalau-kalau akan ditinggalkan kembali?
-baca kelanjutan ceritanya di novelnya yahhhhhh ^^-


Menemukanmu - Helga Rif





“... saat kita sudah bisa memperoleh apa yang kita inginkan terutama soal cinta, tidak ada arti lain lagi dalam hidup yang berarti untuk kita perjuangkan lagi. Tidak dengan harta benda atau impian yang egois selain berupaya untuk mempertahankan dan membuatnya bahagia.”

Karina Anindya, adalah seorang model profesional. Di usia 25 tahun, kariernya di bidang modelling cukup bersinar. Tapi sayangnya statusnya masih single. Karin tidak pernah mempermasalahkan statusnya yang masih single, karna baginya hidupnya sudah bewarna dengan keberadaan keluarganya, beserta dua sahabat terbaiknya, Astrid dan Yuda.
Tapi semuanya berubah, saat tanpa sengaja Karin bertemu dengan Arya. Bermula dari kesalahan tiket tempat duduk di pesawat, mereka bertemu. Awalnya Karin merasa enggan untuk mengakrabkan diri kepada Arya, tapi kenapa semakin lama pesona Arya semakin kuat yah?
Dan tanpa membutuhkan waktu yang lama, hubungan pertemanan Karin dan Arya berubah menjadi cinta. Walaupun mereka baru bertemu, tapi Karin merasa nyaman berada di sisi Arya. Karin benar-benar hanyut dalam pesona Arya yang dewasa dan bijaksana.
Tidak selamanya perjalanan cinta seseorang mulus dan lancar jaya. Sudah pasti akan ada cobaan yang menghadang untuk membuktikan seberapa besar cinta pasangan kita dan kadang kala cobaan itulah yang membuat kita sadar apakah dia adalah pasangan jiwa kita atau tidak.
Begitu juga dengan perjalanan cinta Karin. Baru sebentar merasakan indahnya cinta, hubungannya dengan Arya pun di uji. Tanpa sengaja Yuda bertemu dengan Arya di Rumah Sakit Spesialis Kandungan, Arya tidak sendirian. Dia bersama seorang wanita, yang di kenali Yuda, adalah Paramitha. Temannya sewaktu di SMA. Dan Paramitha memperkenalkan kepada Yuda bahwa Arya adalah tunangannya dan akan menikah 2 bulan lagi.
Tentu saja, saat mengetahui bahwa dia telah di bohongi habis-habisan oleh Arya, Karin merasa sakit hati. Hatinya hancur berantakan, terempas begitu dalam. Dia tidak menyangka bahwa ternyata Arya telah memiliki seorang tunangan dan akan segera menikah. Apalagi tunangannya tersebut telah hamil.
Dengan berat hati, Karin mengikhlaskan Arya. Hari-hari yang di jalaninya terasa berat. Apa pun yang dilakukannya, Karin selalu teringan akan Arya, tapi dia tahu kalau dia tidak boleh berhubungan lagi dengan Arya. Walaupun seberapa sakit hati menahan rindu, Karin harus tetap kuat.
Setelah pengkhianatan Arya yang berlalu, tanpa di sangka, seorang Yuda Anggara Putra menyatakan cinta kepadanya. Karin shock. Karena selama ini dia menganggap Yuda tak lebih dari sahabat baik. Karin bingung harus bagaimana, bingung apa yang harus dilakukan.
“Kamu tahu, Karin, kita terbiasa hidup dalam suatu pola, yaitu pola kebiasaan. Mengambil rasa aman dan nyaman saja dari pola tersebut. Misalnya, setiap hari bekerja di kantor karena kita terbiasa melakukannya, padahal jika kita jujur pada diri kita sendiri, kita tahu bahwa kita tidak menyukai pekerjaan tersebut. Atau, terbiasa sehari-hari dengan seseorang yang mengakui kita sebagai kekasihnya hingga suatu hari kita jatuh cinta kepada orang lain, kita tidak berarti melepaskan dan pergi dari kekasih kita yang mungkin saja tidak kita cintai dari awalnya. Kita dibuat untuk menjalani apa yang sudah diketahui jalan ceritanya oleh orang lain. Jadi apabila kita melenceng kita dianggap tidak normal. Takut pada perubahan. Itulah masalah kita. Nah, kamu terbiasa berteman dengan Yuda, lantas takut mencoba menjalani hubungan percintaan? Kenapa? Takut dianggap aneh orang lain? Kenapa tidak, Karin? Mama tahu kamu bukan tipe penakut seperti itu. Jangan takut, jika kamu memang tahu bagaimana perasaanmu sesungguhnya padanya, jangan ditekan. Lepaskan. Atau, kamu sebenarnya sudah tahu bagaimana perasaanmu padanya, tetapi tidak tahu cara mengatakannya?”
Karin benar-benar bingung. Ditambah kedatangan Arya kembali ke dalam kehidupannya. Arya mengatakan bahwa dia akan bercerai dari Mitha dan akan kembali kepada Karin. Jadi yang mana yang akan Karin pilih? Arya atau Yuda? Bagaimana perasaan Karin sebenarnya? Apakah jalan cerita Karin akan berakhir happy ending seperti di negeri dongeng? 
-baca kelanjutan ceritanya di novelnya yahhh ^^-



KETIKA DIA MEMAKAI JILBAB. . .


Ada seorang teman, suatu hari terpanggil untuk memakai jilbab. Karena hatinya sudah tetap, dia pun pergilah ke toko muslim untuk membeli jilbab. Setelah membeli beberapa pakaian muslim lengkap bersama jilbab dengan berbagai model (maklum teman ini stylish sekali), dia pun pulang ke rumah dengan hati suka cita.

Sesampainya di rumah, dengan bangga dia mengenakan jilb...
abnya. Ketika dia keluar dari kamarnya, bapak dan ibunya langsung menjerit. Mereka murka bukan main dan meminta agar anaknya segera melepaskan jilbabnya.

Anak itu tentu merasa terpukul sekali… bayangkan, Ayah ibunya sendiri menentangnya untuk mengenakan jilbab. Si anak mencoba berpegang teguh pada keputusannya akan tetapi ayah ibunya mengancam akan memutuskan hubungan orang-tua dan anak bila ia berkeras.

Dia tidak akan diakui anak selamanya bila tetap mau menggunakan jilbab. Anak itu menggerung-geru­ng sejadi-jadinya.­ Dia merasa menjadi anak yang malang sekali nasibnya.

Tidak berputus asa, dia meminta guru tempatnya bersekolah untuk berbicara dengan orang tuanya. Apa lacur, sang guru pun menolak. Dia mencoba lagi berbicara dengan ustad dekat rumahnya untuk membujuk orangtuanya agar diizinkan memakai jilbab… hasilnya? Nol besar! Sang ustad juga menolak mentah-mentah. Belum pernah rasanya anak ini dirundung duka seperti itu.

Dia merasa betul-betul sendirian di dunia ini. Tak ada seorang pun yang mau mendukung keputusannya untuk memakai jilbab. Akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan truf terakhir.

Dia berkata pada orang tuanya, “Ayah dan ibu yang saya cintai. Saya tetap akan memakai jilbab ini. Kalau tidak diizinkan juga saya akan bunuh diri.”

Sejenak suasana menjadi hening. Ketegangan mencapai puncaknya dalam keluarga itu. Akhirnya sambil menghela napas panjang, si ayah berkata dengan lirih,

“Bambang! Kalo kamu cewek terserah deh … Lha kamu itu laki-laki koq mau pake jilbab?! Apa kata tetangga nanti?”

Jangan terlalu serius dong, Sahabat :))



Tidak ada komentar:

Posting Komentar